PEKANBARU – Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar acara bedah buku “Almaghfurlah Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Indonesia” di Balai Serindit, Aula Gubernur Riau. Buku ini ditulis oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz, cicit KH. Hasyim Asy’ari yang juga menjabat sebagai Ketua PWNU Jawa Timur.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Muslimat NU. Khofifah Indar Parawansa, yang menegaskan pentingnya pemikiran KH. Hasyim Asy’ari sebagai landasan moral dan spiritual dalam kehidupan umat Islam di Indonesia. “KH. Hasyim Asy’ari adalah tokoh besar yang tidak hanya membangun Nahdlatul Ulama, tetapi juga menjadi pilar persatuan umat Islam. Pemikiran dan perjuangannya relevan untuk kita teruskan di era modern ini, ” ungkap Khofifah.
Hadir pula Ketua PWNU Riau, KH. Abdul Halim Mahalli, yang menyampaikan bahwa buku ini menjadi pengingat akan perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dalam menyatukan umat Islam dengan semangat kebangsaan. “Beliau adalah sosok yang menyelaraskan antara nilai-nilai agama dan semangat nasionalisme, sehingga menjadi teladan bagi kita semua, ” ujarnya.
Ketua PW Muslimat NU Riau, Dinawati, menambahkan bahwa acara ini menjadi bagian dari upaya Muslimat NU Riau dalam menginspirasi masyarakat melalui teladan perjuangan para ulama. “Kami berharap, melalui bedah buku ini, generasi muda dapat memahami betapa pentingnya persatuan umat Islam untuk menjaga keutuhan bangsa, ” katanya.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sulfikar Amir
|
Dalam paparannya, KH. Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan bahwa KH. Hasyim Asy’ari tidak hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemikir strategis yang mengedepankan Islam moderat. Buku ini mengulas peran beliau dalam menjaga harmoni sosial dan mendorong semangat kebangsaan di tengah keberagaman Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat dan ditutup dengan sesi diskusi interaktif. Melalui kegiatan ini, Muslimat NU berharap warisan pemikiran KH. Hasyim Asy’ari terus menjadi sumber inspirasi dalam membangun bangsa yang damai, bersatu, dan sejahtera. (fy)
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Anas Yusuf
|